Laman

Kamis, 27 Februari 2014

menyerah untuk melupakan

Malam semakin larut, udara dingin mulai terasa. Sudah seharian Ciko tak mengabari Dita, setiap harinya Ciko hanya sekali mengabarinya.
Saat sudah menunggu lama akhirnya Ciko mengabarinya, Ditapun dengan semangat membuka pesan singkat itu,

"maaf aku selalu cuek sama kamu. aku ga mau semakin nyakitin kamu dengan kamu terus menungguku, kita sudahi saja hubungan ini ya.. maafin aku ya, aku sayang kamu”.
“baiklah, maaf  juga aku selalu menjadi pengganggu kesibukanmu”, balasan Dita

Air matanya pun mengalir dipipi wajahnya hingga membasahi sadaran bantal tidurnya, senyum manisnya pun menghilang.

***

          Setahun sudah Dita jalani hari semenjak kata putus yang diucapkan Ciko kepadanya, pria yang hingga kini masih belum terlupakan oleh Dita. Setiap rindu bersemayam, ia pun stalking twitter Ciko walau jarang update Dita tetap saja membaca lagi dan lagi.
Tiba-tiba muncul ‘you have one direct message’ ternyata dari Ciko.

          “hai apa kabar? minta pin dong hehe...”

          Seketika itu juga Dita segera membalasnya dan memberikan pin nya, jatungpun bedegup cepat tangan Ditapun gemetar karna ia tak menyangka pria yang selama ini masih bersemayam dihatinya pun kembali menyapanya.
          Hari demi hari semakin sering dan saling berbalas chat di bbm. Garis senyum yang selama ini tersembunyi kini hadir kembali, seperti khayalan yang terwujud. Namun Dita merasakan hal yang berbeda Ciko seperti orang asing baginya, sosok yang humoris tak ada lagi untuknya.

          “kamu sekarang beda..”, ungkap Dita
          “memang beda kenapa?, balas Ciko

Dita tak membalas pesannya lagi, Dita merasa keberadaannya ada atau tidak ada dihidup sama saja baginya. Tapi Dita tak menyerah, ia masih tetap ingin berusaha hubungan mereka kembali seperti setahun lalu, Sampai pada akhirnya merekapun bertemu.
          “jujur aku masih sayang padamu, perasaanku masih sama ketika 2 tahun lalu kau ucapkan perasaan yang sama kepadaku, kamu mengerti kan maksudku?”, tanya Dita
          Ciko terdiam ia tak bisa menjawab apa yang ditanyakannya, Ciko pun mengalihkan pertanyaan Dita. Saat itu Dita benar-benar menyadari peretemuan mereka kini adalah hanya untuk menjadi sosok teman baik. Perasaan yang selama ini masih tersimpan oleh Dita kini hanya menjadi kenangan mungkin kata menyerah yang tepat untuk melontarkan yang selama ini ada.

          aku menyerah, walau sayang ini masih ada untukmu biarlah waktu yang menghilangkannya bersama kenangan yang pernah kamu dan aku lalui. Aku tak sanggup menyimpan ini, aku tak bisa biarkan perasaan ini larut hingga menjatuhkan aku bersama kenangan yang kini tak pernah kau juga rasakan seperti aku. Kau adalah orang yang buatku tau apa arti menunggu, buatku mengerti untuk bersabar menanti, dan buatku belajar tuk pergi dan lupakan dari seseorang yaitu kamu..

Selasa, 25 Februari 2014

tengah malam, diujung telephone

unjung telephone ku dengar suaramu
sulit ku akui bahwa memang ini rindu
bahkan rasaku tuk ucapkan kata iya pun ku hindari
jujur ku tak ingin begini
tapi apalah dayaku untuk menghidarkan perasaan ini
kau datang temani hari-hari
disaat ku masih menutup hati
kau tetap berusaha menjadi hal baru dihidupku tuk kini dan nanti
hal baru tuk buat senyuman diwajahku dengan caramu sendiri :')

tribun samping kampus

teringat tentangmu
apakah ini rindu?
semenjak kau pergi dari hidupku hampa seraya malam tanpa bintang
ingatkah kamu
saat senja disamping gedung itu
kita duduk di bangku itu, kita saling berbagi cerita
ku berusaha tuk menjadi pendengar terbaikmu saat itu
tersenyum..
tertawa..
memandang hamparan sawah, merasakan udara di waktu senja..
masih jelas dibenakku
kau ucapkan impianmu..
mungkinkah kan terulang?
dimana saat kau bisa buatku tersenyum, buat tawa sampai ku lupa tuk menangis
aku rindu semasa itu, semasa disaat kau masih disini, bersamaku..