Laman

Kamis, 28 Agustus 2014

kenapa?

Katanya kita temenan, bukan katanya sih emang beneran temenan.
Tapi kenapa setiap kamu denger nama dia kamu langsung terpaku?
Kenapa setiap kamu denger temen kamu ngomongin dia, kamu langsung nyimak apa yang lagi temen kamu omongin?
Setiap dia lewat di depan kamu kamu langsung senyum tepaku terus deg-degkan
Setiap dia berikan perhatian kamu anggap itu lebih dari perhatian
Setiap dia menceritakan sesuatu kamu begitu menyikapi dan siap menjadi pendengar terbaiknya
Dan kenapa hati kamu gelisah ketika kamu denger kalau dia sudah bersama yang lain

Dan setelah kamu tahu sudah bersama yang lain kamu masih tetap disitu dan menunggu yang tidak tahu sampai kapan

with love, aku untukmu

Cukup lama kita saling mengenal..
Ah.. maksutku, hanya sebatas sosok saja. Karena jika kita benar-benar saling mengenal mungkin sekarang kita tidak berada dalam perselisihan.
Aku tahu kau mungkin tak akan membaca tulisan ini, karna memang keingintahuan kamu tentangku tak begitu besar.

Jujur saja hal ini sangat cukup membuatku hampir menyerah

Setahu aku, perasaan diantara kita ini besar, iya cinta kita. Karena kita pernah saling acuh lalu lupa sampai pada akhirnya mencari hingga kembali.
Setahu aku, rindu kita begitu kuat. Karna kita pernah saling menjauh dan pernah singgah ketempat lain namun akhirnya kita dipertemukan lagi
Setahu aku. sayang kita begitu tulus. Karna kita pernah mendengar ucap orang lain tentang kejelekan diantara kita namun kita saling perbaiki diri agar tidak terulang dalam kesalahan sama

Iya kita, hebat bukan?

Kita pernah bicarakan mimpi yang akan nantinya kita jalani dan bangun bersama dimasa depan kita nanti, lalu kita saling men amini.

Penuh canda, gelak tawa, senyuman, linangan air mata dan masih banyak ekpresi wajah kita yang saat kita berada dalam larutan obrolan kita.

Kini kita sedang berada dalam prasangka, hingga berujung dusta. Ah mengapa kita harus lakukan hal itu padahal kita bisa saling menaruhkan rasa percaya hingga kebenaran tiba.
Namun siapa yang tahan menunggu kebenaran, jika semua bisa kita dibicarakan dalam ruang kehangatan hingga hadirnya sebuah senyuman.

Ayolah.. jangan biarkan ini terhenti. Kita bisa perbaiki semua ini..
walau badai kau pasti akan mendekati, namun ku harap kau genggam tanganku agar kita bisa bersama lalui semua sampai berlalu

dengan cinta, AKU untukmu

engkau yang telah pergi

Mungkin sekarang kau lupa..
Dimana saat kau ucap tuk tinggalkan pergi dengan membiarkan aku bersama mimpi yang itu adalah bersamamu
Sebelum itu kau datang bagai membawa sebuah bunga, namun ternyata kau bawa membawa duri . Dan aku.., terluka.
Kau datang ketika aku membutuhkan sandaran lelahku, namun ternyata kau menjatuhkanku ke dasar jurang gelap sana.., sendirian.
Jika kau datang hanya tuk singgah saja, mengapa kau bawa pergi hati yang telah aku berikan. Harusnya kau taruh kembali seperti semula, walau mungkin takan sama seperti awalnya.

dalam alur mimpi

Aku melihat senyumanmu lagi
Aku melihat gelak tawamu bersamaku lagi
Aku menggenggam tanganmu lagi
Iyaa.. Kita bertemu kembali, namun dalam alur-alur sebuah mimpiku di malam hari.

Aku sedikit menyesali, mengapa semua yang kulalui semalam serasa berhari-hari ternyata hanya bunga tidur ku saja.
Aku sedikit menyesali, mengapa sosok engkau yang hadir kedalam mimpi

Tapi tak mengapa
Setidaknya aku bisa mengetahui kabarmu
Setidaknya aku masih bisa berada dalam jarak yang dekat denganmu
walau... hanya dalam alur-alur mimpi yang takkan menjadi kenyataan yang abadi